Tulisan ini pernah diposting media AKURAT.CO.
Foto: The Independent
Dua tahun
lagi atau pada 2019 mendatang masyarakat ibukota akan menikmati transportasi
baru yang digadang gadang transportasi unggulan. Dengan MRT waktu perjalan dari
Lebak Bulus hingga Bundaran HI hanya ditempuh dalam waktu 30 menit, ini
menjadikan penggunaan waktu lebih efisien.
Proyek
pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus menunjukkan kemajuan. Terakhir
Presiden Direktur PT MRT, Wiliam P Sabandar mengklaim jika pihaknya telah
menyelesaikan 76,13 persen pembangunan MRT fase 1. Seperti apa progress MRT dan
bagaimana harapan PT MRT ke depannya, berikut kutipan wawancara Arief Munandar
bersama Presiden Direktur PT MRT.
Apa itu MRT?
MRT
merupakan salah satu moda transportasi berbasis rel seperti kereta. Namun dalam
operasionalnya di pusatkan di satu titik. Nanti kemungkinan besar pusat control
akan dibangun di Lebak Bulus.
MRT
dirancang sebagai salah satu pilihan moda transportasi untuk mengatasi masalah
kemacetan di Jakarta. PT MRT Jakarta memiliki misi menjadi penyedia jasa
transportasi publik terdepan yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan mobilitas, pengurangan kemacetan, dan pengembangan
sistem transit perkotaan.
Secara
keluruhan sudah sampai mana pengerjaan proyek MRT?
Jadi secara
keseluruhan progres kita itukan, 76,13 persen yah, kalo dilihat fase 1 ini. Dan
fase 1 itu dari Lebak Bulus sampai ke Bundaran HI (Hotel Indonesia) yang saya
sudah sampaikan kemarin. Jadi fase 1 itu ada 13 stasiun, ada 7 stasiun di atas
tanah dan 6 stasiun di bawah tanah. Nah sekarang yang menjadi progres kita
adalah pengerjaan fase 1, 76 persen ya. Sementara 88 persen pengerjaan di
bawah tanah, 64 persen yang di leveted (atas tanah) itu, kira-kira progresnya
seperti itu.
Nah, saya
menargetkan di akhir tahun 93 persen progres fisik itu kita capai. Dan 93
persen sebelum Asean Games konruksi kita selesaikan. Kontruksi selesai kereta
mulai datang pada Maret tahun depan (2018).
Permasalah
saat pengerjaan proyek MRT?
Permasalahan
tinggal di (stasiun) Haji Nawi dari semua proses lahan yang kita lakukan itu,
masalahnya tinggal di Haji Nawi. Ada beberapa lahan yang saat ini dikuasai
pemiliknya, sekarang itu yang tidak bisa kita akses tinggal di situ. Itu
tinggal menunggu keputusan dari Mahkamah Agung, Mahkamah Agung mutusin terus
keputusan tersebut inkrah supaya bisa kita eksekusi.
Anggaran
yang dipakai MRT?
Jadi total
fase 1 itu ada Rp 14,2 triliun kalo kita lihat dari fase 1. Tapi, diperkirakan
Rp 14,2 triliun itu tidak cukup, makanya kita minta lagi setelah diaudit oleh
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Rp 2,5 trilun jadi nanti
totalnya Rp 16,8 triliun untuk penyelesaian fase 1.
Hari ini tuh
kita sudah pakai sampai akhir tahun lalu (2016) sekitar Rp 5 triliun. Tahun ini
kita perkirakan terserap 3,7 triliun. Jadi, kira-kira Rp 8,7 triliun sampai
akhir tahun ini. Tahun depan kita perkirakaan lagi sekitar Rp 3-4 triliun jadi
jumlah Rp 12 triliun ya sampai selesai kira-kira kita menghabiskan sampai 16
triliun.
Jadi,
rata-rata kalau kita lihat 1 triliun per km, kan 16 km nih (panjang proyek fase
1 MRT).
Anggaran
dari mana?
Dana
tersebut didapat melalui pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA)
ke Pemerintah Indonesia. Mengenai pembayaran nanti Pemprov DKI Jakarta yang
akan menanggung pembayaran sebesar 51 persen, sisanya 49 persen ditanggung
pemerintah pusat.
Penghasilan
MRT , apakah dibagi 2 dengan pihak Jepang?
Penghasilan
itu MRT ada 2 jenis, penghasilan yang datang dari tiket (1) dan penghasilan
dari non tiket (2).
Nah itu akan
membantu, pembayaran tiket nanti, karenakan tentunya masyarakat tidak bisa dibebani
tarif komersial semuanya, jadikan ini akan disubsidi itu yah. Tapi kita belum
tahu nih tarif komersial.
Kalau
hitung-hitungan kita, tarif komersial penumpang yang jumlahnya 175 ribu ya,
dengan biaya investasi yang kita hitungkan, tarif komersial itu sekitar Rp 20
ribu per penumpang rata-rata. Namun, itu harga yang terlalu tinggi, nah berapa
nih yang disubsidi dari pemerintah supaya masyarakat itu rela untuk menaiki
MRT. Jadi nanti kita akan adakan survei untuk melihat kerelaan masyarakat membayar
MRT.
Karena pada
prinsipnya MRT hadir untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan
transportasi massal. Kalau ini enggak berpindah ya sama saja, Jakarta akan
macet.
Berapa
banyak Kereta yang akan dioperasionalkan?
Kita akan
mendatangkan 16 rangkaian kereta, dimana yang akan dioperasinalisai 14 kereta.
Setiap rangkaian terdiri enam kereta dimana setiap kereta mampu menampung
200-300 penumpang.
Berapa
lama waktu tempuh dan Jarak waktu kedatangan kereta?
Untuk waktu
tempuh dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI 30 menit. Sementara jarak antara
rangkaian kereta satu dengan rangkaian kereta lainnya adalah lima menit. Jadi
tidak usah khawatir tiap lima menit akan kereta.
Pengelolaan
Stasiun Bagaimana?
Karena ini
program pemerintah Daerah, maka ke depan PT MRT Jakarta akan menjadi Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD). Terkait pengelolaan stasiun kita akan bekerjasama
dengan pihak swasta dan BUMD lainnya seperti PD Pasar Jaya, Jakpro dan lain
lain. Jadi PT MRT Jakarta yang akan mengelola kawasan stasiun dengan orientasi
profit untuk pemprov DKI.
Dikatakan
PT MRT Jakarta akan mengembangkan Transit Oriented Development (TOD). Apa itu
TOD?
Secara
harfiah, TOD berarti tempat Pengembangan yang berorientasi tempat transit. Apa
artinya, kita akan membangun kawasan yang akan menghubungkan MRT dengan moda
transportasi lain. Contohnya di kawasan Cipete, kita akan bangun TOD. Dampaknya
apa? Dampaknya adalah peningkatan nilai ekonomi baik tanah maupun bangunan di
sekitarnya. Sebab dengan adanya TOD tentu akan ada aktivitas orang. Ketika ada
ativitas orang pasti akan ada aktivitas ekonomi dan ini berdamak terhadap
kawasan sekitar.
Jakarta kan
Rawan Banjir, Bagaimana Antisipasi dari PT MRT Jakarta menghadapi Banjir?
Sebelum
membangun kita telah belajar dari kota kota modern yang telah membangun moda
transportasi serupa. Kita tidak mau sesumbar, tapi saya yakin hal tersebut
sudah dipecahkan dan diantisipasi. Setidaknya ada tiga tahapan dengan tahapan
terakhir menutup kawasan bawah tanah dan memberhentikan operasional. Namun
untuk tahap pertama kita sediakan pompa serta pembuangan agar air tidak masuk.
Penutupan dan penghentian operasional merupakan opsi terakhir.
Apa Harapan
Bapak terhadap Transportasi baru ini?
Sejak awak
membangun di akhir 2013 lalu saya berharap ada perubahan dari masyarakat dalam
bertransportasi. PT MRT Jakarta sengaja tidak mengadakan gerbong khusus wanita
karena seperti yang telah terjadi, kereta khusus wanita lebih kejam daripada
kereta yang biasa. Selain itu saya berharap ketika MRT sudah beroperasi kawasan
tengah kota, dari senayan hingga monas bisa lengang dari kendaraan pribadi,
apalagi saat ini infrastruktur pendukung sudah tersedia, sehingga warga ibukota
membiasakan jalan kaki.
Terakhir,
Kenapa Dioperasionalkan 2019 jika 2018 sudah selesai, Ada alasan Politis kah?
Tidak ada
muatan politik sama sekali. 2018 kita selesai, namun tiga bulan kita lakuka
ujicoba terhadap bangunan baik yang layang maupun bawah tanah. Ini semata mata
kita mengutakamakan keselamatan.[]
No comments:
Post a Comment