Wednesday, 23 August 2017

Apakah MRT Bakal Pecahkan Kemacetan Jakarta?



Tulisan ini pernah diposting media AKURAT.CO.  


 Foto: The Independent


Dua tahun lagi atau pada 2019 mendatang masyarakat ibukota akan menikmati transportasi baru yang digadang gadang transportasi unggulan. Dengan MRT waktu perjalan dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI hanya ditempuh dalam waktu 30 menit, ini menjadikan penggunaan waktu lebih efisien.
Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus menunjukkan kemajuan. Terakhir Presiden Direktur PT MRT, Wiliam P Sabandar mengklaim jika pihaknya telah menyelesaikan 76,13 persen pembangunan MRT fase 1. Seperti apa progress MRT dan bagaimana harapan PT MRT ke depannya, berikut kutipan wawancara Arief Munandar bersama Presiden Direktur PT MRT.

Apa itu MRT?

MRT merupakan salah satu moda transportasi berbasis rel seperti kereta. Namun dalam operasionalnya di pusatkan di satu titik. Nanti kemungkinan besar pusat control akan dibangun di Lebak Bulus.
MRT dirancang sebagai salah satu pilihan moda transportasi untuk mengatasi masalah kemacetan di Jakarta. PT MRT Jakarta memiliki misi menjadi penyedia jasa transportasi publik terdepan yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan mobilitas, pengurangan kemacetan, dan pengembangan sistem transit perkotaan.

Secara keluruhan sudah sampai mana pengerjaan proyek MRT?

Jadi secara keseluruhan progres kita itukan, 76,13 persen yah, kalo dilihat fase 1 ini. Dan fase 1 itu dari Lebak Bulus sampai ke Bundaran HI (Hotel Indonesia) yang saya sudah sampaikan kemarin. Jadi fase 1 itu ada 13 stasiun, ada 7 stasiun di atas tanah dan 6 stasiun di bawah tanah. Nah sekarang yang menjadi progres kita adalah pengerjaan fase 1, 76 persen ya.  Sementara 88 persen pengerjaan di bawah tanah, 64 persen yang di leveted (atas tanah) itu, kira-kira progresnya seperti itu.

Nah, saya menargetkan di akhir tahun 93 persen progres fisik itu kita capai. Dan 93 persen sebelum Asean Games konruksi kita selesaikan. Kontruksi selesai kereta mulai datang pada Maret tahun depan (2018).

Permasalah saat pengerjaan proyek MRT?

Permasalahan tinggal di (stasiun) Haji Nawi dari semua proses lahan yang kita lakukan itu, masalahnya tinggal di Haji Nawi. Ada beberapa lahan yang saat ini dikuasai pemiliknya, sekarang itu yang tidak bisa kita akses tinggal di situ. Itu tinggal menunggu keputusan dari Mahkamah Agung, Mahkamah Agung mutusin terus keputusan tersebut inkrah supaya bisa kita eksekusi.

Anggaran yang dipakai MRT?

Jadi total fase 1 itu ada Rp 14,2 triliun kalo kita lihat dari fase 1. Tapi, diperkirakan Rp 14,2 triliun itu tidak cukup, makanya kita minta lagi setelah diaudit oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Rp 2,5 trilun jadi nanti totalnya Rp 16,8 triliun untuk penyelesaian fase 1.

Hari ini tuh kita sudah pakai sampai akhir tahun lalu (2016) sekitar Rp 5 triliun. Tahun ini kita perkirakan terserap 3,7 triliun. Jadi, kira-kira Rp 8,7 triliun sampai akhir tahun ini. Tahun depan kita perkirakaan lagi sekitar Rp 3-4 triliun jadi jumlah Rp 12 triliun ya sampai selesai kira-kira kita menghabiskan sampai 16 triliun.
Jadi, rata-rata kalau kita lihat 1 triliun per km, kan 16 km nih (panjang proyek fase 1 MRT).

Anggaran dari mana?

Dana tersebut didapat melalui pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) ke Pemerintah Indonesia. Mengenai pembayaran nanti Pemprov DKI Jakarta yang akan menanggung pembayaran sebesar 51 persen, sisanya 49 persen ditanggung pemerintah pusat.

Penghasilan MRT , apakah dibagi 2 dengan pihak Jepang?

Penghasilan itu MRT ada 2 jenis, penghasilan yang datang dari tiket (1) dan penghasilan dari non tiket (2).

Nah itu akan membantu, pembayaran tiket nanti, karenakan tentunya masyarakat tidak bisa dibebani tarif komersial semuanya, jadikan ini akan disubsidi itu yah. Tapi kita belum tahu nih tarif komersial.
Kalau hitung-hitungan kita, tarif komersial penumpang yang jumlahnya 175 ribu ya, dengan biaya investasi yang kita hitungkan, tarif komersial itu sekitar Rp 20 ribu per penumpang rata-rata. Namun, itu harga yang terlalu tinggi, nah berapa nih yang disubsidi dari pemerintah supaya masyarakat itu rela untuk menaiki MRT. Jadi nanti kita akan adakan survei untuk melihat kerelaan masyarakat membayar MRT.

Karena pada prinsipnya MRT hadir untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan transportasi massal. Kalau ini enggak berpindah ya sama saja, Jakarta akan macet.

Berapa banyak Kereta yang akan dioperasionalkan?

Kita akan mendatangkan 16 rangkaian kereta, dimana yang akan dioperasinalisai 14 kereta. Setiap rangkaian terdiri enam kereta dimana setiap kereta mampu menampung 200-300 penumpang.

Berapa lama waktu tempuh dan Jarak waktu kedatangan kereta?

Untuk waktu tempuh dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI 30 menit. Sementara jarak antara rangkaian kereta satu dengan rangkaian kereta lainnya adalah lima menit. Jadi tidak usah khawatir tiap lima menit akan kereta.

Pengelolaan Stasiun Bagaimana?

Karena ini program pemerintah Daerah, maka ke depan PT MRT Jakarta akan menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Terkait pengelolaan stasiun kita akan bekerjasama dengan pihak swasta dan BUMD lainnya seperti PD Pasar Jaya, Jakpro dan lain lain. Jadi PT MRT Jakarta yang akan mengelola kawasan stasiun dengan orientasi profit untuk pemprov DKI.

Dikatakan PT MRT Jakarta akan mengembangkan Transit Oriented Development (TOD). Apa itu TOD?

Secara harfiah, TOD berarti tempat Pengembangan yang berorientasi tempat transit. Apa artinya, kita akan membangun kawasan yang akan menghubungkan MRT dengan moda transportasi lain. Contohnya di kawasan Cipete, kita akan bangun TOD. Dampaknya apa? Dampaknya adalah peningkatan nilai ekonomi baik tanah maupun bangunan di sekitarnya. Sebab dengan adanya TOD tentu akan ada aktivitas orang. Ketika ada ativitas orang pasti akan ada aktivitas ekonomi dan ini berdamak terhadap kawasan sekitar.

Jakarta kan Rawan Banjir, Bagaimana Antisipasi dari PT MRT Jakarta menghadapi Banjir?

Sebelum membangun kita telah belajar dari kota kota modern yang telah membangun moda transportasi serupa. Kita tidak mau sesumbar, tapi saya yakin hal tersebut sudah dipecahkan dan diantisipasi. Setidaknya ada tiga tahapan dengan tahapan terakhir menutup kawasan bawah tanah dan memberhentikan operasional. Namun untuk tahap pertama kita sediakan pompa serta pembuangan agar air tidak masuk. Penutupan dan penghentian operasional merupakan opsi terakhir.

Apa Harapan Bapak terhadap Transportasi baru ini?

Sejak awak membangun di akhir 2013 lalu saya berharap ada perubahan dari masyarakat dalam bertransportasi. PT MRT Jakarta sengaja tidak mengadakan gerbong khusus wanita karena seperti yang telah terjadi, kereta khusus wanita lebih kejam daripada kereta yang biasa. Selain itu saya berharap ketika MRT sudah beroperasi kawasan tengah kota, dari senayan hingga monas bisa lengang dari kendaraan pribadi, apalagi saat ini infrastruktur pendukung sudah tersedia, sehingga warga ibukota membiasakan jalan kaki.

Terakhir, Kenapa Dioperasionalkan 2019 jika 2018 sudah selesai, Ada alasan Politis kah?

Tidak ada muatan politik sama sekali. 2018 kita selesai, namun tiga bulan kita lakuka ujicoba terhadap bangunan baik yang layang maupun bawah tanah. Ini semata mata kita mengutakamakan keselamatan.[]

No comments:

Post a Comment